Sabtu, 10 Juli 2010

Karya Ilmiah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Proposal dan Skripsi
sebelum penulis menjabarkan mengenai teknik penulisan proposal dan skripsi, ada baiknya terlebih dahulu penulis jabarkan mengenai definisi proposal dan skripsi itu sendiri agar para pembaca dapat memahami isi karya ilmiah ini. menurut Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd, “proposal merupakan jalan pikiran tertulis dan masih merupakan rancangan kegiatan penelitian yang bersifat tentatif.” Proposal penelitian sering juga dinamakan rancangan penelitian yang akan berfungsi sebagai pedoman untuk peneliti. Adapun keuntungan penyusunan proposal penelitian di antaranya adalah:
1. Bagi guru atau peneliti, proposal dapat dijadikan sebagai panduan dalam melaksanakan proses penelitian, sebab segala sesuatu yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan sudah tergambar dalam proposal penelitian.
2. Bagi sponsor atau pembimbing, proposal dapat memberikan gambaran kemungkinan yang harus diberikan kepada para peneliti yang dibimbingnya.
Sedangkan definisi skripsi, menurut Ndraha(1988):
‘skripsi merupakan laporan pekerjaan lapangan dan membaca buku-buku dalam rangka membentuk konsep baru yang meliputi fakta serta mengembangkan hipotesis antara variabel-variabel yang dijabarkan konsep tersebut’. Menurut Drs. Cik Hasan Bisri, “Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian, di perpustakaan atau di lapangan atau di laboratorium.”

Tugas penulisan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mereka yang akan mencapai gelar akademik dalam salah satu bidang ilmu yang menjadi keahliannya dalam program studi yang dipilihnya. Dalam lingkungan IAIN, STAIN dan PTAIS, penulisan skripsi menjadi salah satu tugas mahasiswa program S1 yang dihargai sebesar 6 (enam) Satuan Kredit Semester (SKS) dalam salah satu bidang ilmu Agama Islam.
Setelah memahami definisi Proposal dan skripsi, berikut akan penulis jabarkan mengenai komponen-komponen atau bagian-bagian yang terdapat di dalam sebuah proposal dan skripsi.


B. Komponen-Komponen Proposal dan Skripsi
1. Komponen-Komponen Proposal
a. Halaman Muka (cover)
Pada bagian halaman muka terdiri atas kata PROPOSAL, judul yang diajukan, lambang atau logo perguruan tinggi yang bersangkutan, nama mahasiswa yang mengajukan proposal disertai dengan nomor induk, kemudian kalimat SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI…. Penulisan semua unsur yang ada di dalam cover diketik dengan huruf kapital.
b. Judul
Judul diketik dengan huruf kapital dan diletakkan paling atas halaman.
c. Latar Belakang Masalah
Berisi tentang titik tolak peneliti melakukan penelitian terhadap judul yang diajukan.
d. Alasan Memilih Judul
Berisi tentang alasan-alasan peneliti mengangkat judul yang akan diteliti.
e. Penegasan Istilah
Penegasan istilah bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul yang peneliti teliti.
f. Permasalahan
Berisi tentang penjabaran mengenai masalah-masalah yang akan diteliti dan dipecahkan oleh peneliti.
g. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berisi tentang tujuan dan manfaat yang akan dicapai oleh peneliti dengan adanya penelitian yang dilakukannya.
h. Kerangka Teoritis
Merupakan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir oleh peneliti.

i. Konsep Operasional
Berisi tentang indikator-indikator atau situasi-situasi yang diharapkan oleh penulis selama penelitian berlangsung.
j. Metode Penelitian
Berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, keterangan mengenai populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.
k. Sistematika Penulisan
Memuat tentang sistematika penulisan dari awal hingga bagian akhir proposal, yang mencantumkan bagian-bagian tulisan perbabnya.
l. Daftar Pustaka
Berisi daftar rujukan yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun proposal tersebut.

2.

Komponen-Komponen Skripsi
Secara garis besar, skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian muka (suplemen awal), bagian utama (naskah skripsi) dan bagian belakang(suplemen akhir). Ketiga bagian tersebut akan dijelaskan pada bagian berikut:
a. Bagian Muka (Suplemen Awal)
Pada umumnya bagian muka skripsi sekurang-kurangnya terdiri atas judul, kata pengantar dan daftar isi. Sedangkan secara lengkap, ia terdiri dari sampul (Cover), ikhtisar atau abstrak (abstact), halaman judul (litle page), persetujuan, pengesahan, riwayat hidup, ucapan terima kasih, persembahan, kata pengantar dan daftar isi. Di samping itu dilengkapi dengan daftar tabel, daftar gambar dan daftar singkatan (CF. Turabian, 1987: 1).
1. Sampul atau Kulit Muka
Urutan tulisan dalam sampul atau kulit muka adalah:
a. Judul skripsi
b. Tulisan SKRIPSI (ditulis dengan huruf Times New Roman: SKRIPSI atau ditulis dengan huruf Currier New: SKRIPSI dengan menggunakan huruf kapital).
c. Kalimat Diajukan sebagai Salah Satu Syarat... dan seterusnya.
d. Nama penulis skripsi disertai nomor pokok yang bersangkutan.
e. Tempat penulisan, dalam hal ini kota domisili perguruan tinggi.
f. Tahun penulisan, yaitu Tahun Miladiah (Masehi) dan Tahun Hijriyah.

2. Abstrak, Ikhtisar dan Ringkasan
Abstrak atau ikhtisar dan ringkasan mencerminkan seluruh isi karya tulis ilmiah. Ia mencakup seluruh unsur utama di dalam karya tulis itu, yang ditempatkan pada bagian muka. Menurut Didi Atmadilaga (1989) dari segi pengertian,
’abstrak adalah sama dengan ringkasan atau summary. Tetapi dari segi penggunaan dan penempatannya terdapat perbedaan. Dalam karya tulis ilmiah lazim dipilih salah satu di antara keduanya, abstrak atau ringkasan. Apabila sudah dibuat abstrak maka tidak diperlukan ringkasan. Abstrak ditempatkan pada bagian muka, sedangkan ringkasan ditempatkan setelah kesimpulan atau pada bagian belakang.’

Bagian-bagian ringkasan pada dasarnya sama dengan abstrak atau ikhtisar, namun isi ringkasan lebih rinci sehingga dapat ditulis antara 6-10 halaman spasi ganda. Sedangkan ikhtisar (intisari) ditempatkan di antara sampul dengan halaman judul, tanpa diberi urutan dan nomor halaman. Ikhtisar dibuat dalam satu halaman penuh dengan jarak ketikan satu spasi, kecuali antara kata Ikhtisar dengan judul dan antara judul dengan isi naskah ikhtisar, berjarak dua spasi.

3. Halaman Judul (Title page)
Tulisan pada halaman judul hampir sama dengan yang tertera di halaman sampul. Ia terdiri dari empat bagian, yaitu:
1.Judul
2.Nama penulis skripsi dan nomor pokok yang bersangkutan.
3.Nama fakultas dalam lingkungan perguruan tinggi.
3.Nama fakultas dalam lingkungan perguruan tinggi.
4.Tempat dan waktu penulisan skripsi.

4. Persetujuan
Dalam halaman persetujuan ditulis judu dan nama penulis skripsi, nama pembimbing, nama ketua jurusan dan dekan. Lembaran persetujuan diletakkan pada halaman ii, setelah halaman judul.

5. Pengesahan
Halaman Pengesahan berisi pernyataan bahwa skripsi itu telah dipertanggungjawabkan dalam sidang ujian munaqasyah. Ia terdiri atas kata Pengesahan, pernyataan pengesahan yang di dalamnya meliputi judul skripsi, tanggal sidang ujian munaqasyah, dan nama-nama pimpinan sidang dan para penguji dalam munaqasyah itu. Dalam pernyataan pengesahan disebutkan pula kedudukan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik, nama jurusan (program studi) dan fakultas tempat belajar penulis skripsi. Tanggal sidang dilengkapi dengan nama bulan dan tahun.

6. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi cukup ditulis dalam satu halaman. Di dalamnya ditulis mengenai tempat dan waktu dilahirkan, nama kedua orang tua, riwayat pendidikan sampai mencapai gelar akademik. Pengalaman kerja secara singkat dapat dimasukkan di dalam riwayat hidup apabila mahasiswa yang bersangkutan memiliki pengalaman tersebut. Rincian tentang Riwayat Hidup ditempatkan pada halaman iv.

7. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan dalam Kata Pengantar. Ia hanya ditujukan kepada orang-orang yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan penelitian dan penulisan skripsi. Mereka adalah para pembimbing dan orang-orang yang dipandang berjasa dalam proses penelitian dan penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kerabat dan teman dekat yang memberi bantuan dan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Misalnya suami atau istri, atau teman seasrama. Kata Pengantar ditempatkan di halaman v.

8. Daftar Isi
Daftar isi mencerminkan seluruh isi skripsi secara rinci, yang meliputi bagian muka, bagian utama dan bagian belakang. Daftar isi memberikan kerangka menyeluruh dan analitis tentang isi skripsi, yang sekaligus menginformasikan letak bagian-bagian isi skripsi tersebut dengan menunjukkan nomor halaman masing-masing. Dari daftar isi ini juga, dapat diketahui tentang unsur-unsur informasi dan unsur-unsur metodologi yang digunakan. Di dalam lampiran dapat pembaca lihat contoh daftar isi.

9. Daftar Tabel
Di dalam daftar tabel dicantumkan nomor tabel, teks isi tabel, dan nomor halaman tabel, sesuai dengan yang tercantum di dalam naskah. Penomoran tabel dalam daftar itu sesuai dengan penomoran di dalam naskah yang biasanya menggunakan angka Arab.

10. Daftar Gambar
Daftar gambar ditempatkan setelah Daftar Isi Dan Daftar Tabel. Penulisan Daftar Gambar sama seperti halnya penulisan Daftar Tabel dan Daftar Isi.

b. Bagian Utama Skripsi
1. Pendahuluan
Secara garis besar Bab Pendahuluan terdiri atas subbab Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka berpikir dan Langkah-langkah Penelitian.
2. Data dan Pembahasan
Pada bagian ini disajikan data yang ditemukan dalam penelitian, setelah diolah dan dianalisis. Kemudian dilakukan pembahasan terhadap data itu, yang berpedoman kepada kerangka berpikir yang digunakan. Rincian data yang disajikan merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan terhadap masalah penelitian yang dimuat dalam Rencana Penelitian. Pembagian Bab dalam bagian ini dapat dilakukan secara luwes. Ia dapat disajikan hanya dalam satu bab saja, misalnya Bab Data dan Pembahasan. Ia pun dapat dipilah menjadi beberapa bab atau lebih dari satu bab.

3. Kesimpulan
Dalam kesimpulan dikemukakan mengenai natijah hasil penafsiran dan pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Ia diinduksi dari hasil pembahasan sebagaimana disajikan dalam bab atau bab-bab sebelumnya. Dengan kesimpulan ini dapat diperoleh informasi baru dan diketahui posisi penelitian, serta implikasi dari penelitian yang dilakukan. Informasi baru itu dapat berupa pendapat baru, pengukuhan terhadap pendapat lama, atau koreksi terhadap pendapat lama.

c. Bagian Belakang (Suplemen Akhir)
Pada bagian belakang skripsi dan laporan penelitian, pada umumnya terdiri atas daftar pustaka atau daftar bacaan, indeks dan lampiran (appendix).
1. Daftar Pustaka
Ada beberapa istilah lain yang maksudnya sama dengan Daftar Pustaka, yaitu Daftar Bacaan, Pustaka Acuan, dan dalam bahasa Inggris disebut Bibliography dan Reference List. Keterangan yang lebih lengkap mengenai Daftar Pustaka dapat dibaca pada bagian Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi pada bagian Teknik Penulisan Daftar Pustaka.

2. Indeks
Indeks berisi ungkapan atau istilah penting yang dimuat dalam tulisan. Ia mencakup antara lain istilah teknis dalam bidang ilmu yang melingkupi isi tulisan, singkatan, nama penulis dan nama tempat atau negara. Ia disusun secara alfabetik, yang menunjuk pada nomor halaman tempat ungkapan yang disusun. Dengan indeks ini, pembaca terbantu untuk mencari istilah, singkatan, dan nama penulis yang dianggap penting.

3. Lampiran atau Appendix
Lampiran atau Appendix merupakan tempat untuk menyajikan keterangan atau angka-angka tambahan. Di dalamnya dapat dimuat tentang pengalaman singkat pelaksanaan penelitian, contoh perhitungan statistik, peraturan perundang-undangan yang digunakan, peta, gambar dan lain-lain.


3. Komponen-Komponen Skripsi
Secara garis besar, skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian muka (suplemen awal), bagian utama (naskah skripsi) dan bagian belakang(suplemen akhir). Ketiga bagian tersebut akan dijelaskan pada bagian berikut:
a. Bagian Muka (Suplemen Awal)
Pada umumnya bagian muka skripsi sekurang-kurangnya terdiri atas judul, kata pengantar dan daftar isi. Sedangkan secara lengkap, ia terdiri dari sampul (Cover), ikhtisar atau abstrak (abstact), halaman judul (litle page), persetujuan, pengesahan, riwayat hidup, ucapan terima kasih, persembahan, kata pengantar dan daftar isi. Di samping itu dilengkapi dengan daftar tabel, daftar gambar dan daftar singkatan (CF. Turabian, 1987: 1).
1. Sampul atau Kulit Muka
Urutan tulisan dalam sampul atau kulit muka adalah:
g. Judul skripsi
h. Tulisan SKRIPSI (ditulis dengan huruf Times New Roman: SKRIPSI atau ditulis dengan huruf Currier New: SKRIPSI dengan menggunakan huruf kapital).
i. Kalimat Diajukan sebagai Salah Satu Syarat... dan seterusnya.
j. Nama penulis skripsi disertai nomor pokok yang bersangkutan.
k. Tempat penulisan, dalam hal ini kota domisili perguruan tinggi.
l. Tahun penulisan, yaitu Tahun Miladiah (Masehi) dan Tahun Hijriyah.
Contoh bagian judul skripsi sesuai ketentuan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)Auliaurrasyidin Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada bagian lampiran.
2. Abstrak, Ikhtisar dan Ringkasan
Abstrak atau ikhtisar dan ringkasan mencerminkan seluruh isi karya tulis ilmiah. Ia mencakup seluruh unsur utama di dalam karya tulis itu, yang ditempatkan pada bagian muka. Menurut Didi Atmadilaga (1989) dari segi pengertian,
’abstrak adalah sama dengan ringkasan atau summary. Tetapi dari segi penggunaan dan penempatannya terdapat perbedaan. Dalam karya tulis ilmiah lazim dipilih salah satu di antara keduanya, abstrak atau ringkasan. Apabila sudah dibuat abstrak maka tidak diperlukan ringkasan. Abstrak ditempatkan pada bagian muka, sedangkan ringkasan ditempatkan setelah kesimpulan atau pada bagian belakang.’
Contoh abstrak dapat dilihat pada bagian lampiran.
Bagian-bagian ringkasan pada dasarnya sama dengan abstrak atau ikhtisar, namun isi ringkasan lebih rinci sehingga dapat ditulis antara 6-10 halaman spasi ganda. Sedangkan ikhtisar (intisari) ditempatkan di antara sampul dengan halaman judul, tanpa diberi urutan dan nomor halaman. Ikhtisar dibuat dalam satu halaman penuh dengan jarak ketikan satu spasi, kecuali antara kata Ikhtisar dengan judul dan antara judul dengan isi naskah ikhtisar, berjarak dua spasi.

3. Halaman Judul (Title page)
Tulisan pada halaman judul hampir sama dengan yang tertera di halaman sampul. Ia terdiri dari empat bagian, yaitu:
1.Judul
2.Nama penulis skripsi dan nomor pokok yang bersangkutan.
3.Nama fakultas dalam lingkungan perguruan tinggi.
3.Nama fakultas dalam lingkungan perguruan tinggi.
4.Tempat dan waktu penulisan skripsi.

4. Persetujuan
Dalam halaman persetujuan ditulis judu dan nama penulis skripsi, nama pembimbing, nama ketua jurusan dan dekan. Lembaran persetujuan diletakkan pada halaman ii, setelah halaman judul.

5. Pengesahan
Halaman Pengesahan berisi pernyataan bahwa skripsi itu telah dipertanggungjawabkan dalam sidang ujian munaqasyah. Ia terdiri atas kata Pengesahan, pernyataan pengesahan yang di dalamnya meliputi judul skripsi, tanggal sidang ujian munaqasyah, dan nama-nama pimpinan sidang dan para penguji dalam munaqasyah itu. Dalam pernyataan pengesahan disebutkan pula kedudukan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik, nama jurusan (program studi) dan fakultas tempat belajar penulis skripsi. Tanggal sidang dilengkapi dengan nama bulan dan tahun. Contoh halaman pengesahan dapat dilihat pada bagian lampiran.

6. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi cukup ditulis dalam satu halaman. Di dalamnya ditulis mengenai tempat dan waktu dilahirkan, nama kedua orang tua, riwayat pendidikan sampai mencapai gelar akademik. Pengalaman kerja secara singkat dapat dimasukkan di dalam riwayat hidup apabila mahasiswa yang bersangkutan memiliki pengalaman tersebut. Rincian tentang Riwayat Hidup ditempatkan pada halaman iv. Contoh penulisan Riwayat Hidup dapat dilihat pada bagian lampiran.

7. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan dalam Kata Pengantar. Ia hanya ditujukan kepada orang-orang yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan penelitian dan penulisan skripsi. Mereka adalah para pembimbing dan orang-orang yang dipandang berjasa dalam proses penelitian dan penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kerabat dan teman dekat yang memberi bantuan dan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Misalnya suami atau istri, atau teman seasrama. Kata Pengantar ditempatkan di halaman v , dengan contoh dapat dilihat pada bagian lampiran.

8. Daftar Isi
Daftar isi mencerminkan seluruh isi skripsi secara rinci, yang meliputi bagian muka, bagian utama dan bagian belakang. Daftar isi memberikan kerangka menyeluruh dan analitis tentang isi skripsi, yang sekaligus menginformasikan letak bagian-bagian isi skripsi tersebut dengan menunjukkan nomor halaman masing-masing. Dari daftar isi ini juga, dapat diketahui tentang unsur-unsur informasi dan unsur-unsur metodologi yang digunakan. Di dalam lampiran dapat pembaca lihat contoh daftar isi.

9. Daftar Tabel
Di dalam daftar tabel dicantumkan nomor tabel, teks isi tabel, dan nomor halaman tabel, sesuai dengan yang tercantum di dalam naskah. Penomoran tabel dalam daftar itu sesuai dengan penomoran di dalam naskah yang biasanya menggunakan angka Arab. Untuk contoh halaman daftar tabel dapat dilihat pada bagian lampiran makalah ini.

10. Daftar Gambar
Daftar gambar ditempatkan setelah Daftar Isi Dan Daftar Tabel. Penulisan Daftar Gambar sama seperti halnya penulisan Daftar Tabel dan Daftar Isi. Adapun contoh Daftar Gambar dapat dilihat pada bagian lampiran.

b. Bagian Utama Skripsi
1. Pendahuluan
Secara garis besar Bab Pendahuluan terdiri atas subbab Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka berpikir dan Langkah-langkah Penelitian. Oleh karena penulis di sini hanya menjelaskan mengenai Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi, maka penlis tidak memaparkan bagaimana teknik membuat Latar Belakang Masalah yang baik dan lain sebagainya. Mengenai hal ini dapat pembaca lihat pada buku-buku penuntun pembuatan skripsi yang tentunya jauh lebih lengkap apabila dibandingkan dengan karya ilmiah yang sangat sederhana ini.

2. Data dan Pembahasan
Pada bagian ini disajikan data yang ditemukan dalam penelitian, setelah diolah dan dianalisis. Kemudian dilakukan pembahasan terhadap data itu, yang berpedoman kepada kerangka berpikir yang digunakan. Rincian data yang disajikan merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan terhadap masalah penelitian yang dimuat dalam Rencana Penelitian. Pembagian Bab dalam bagian ini dapat dilakukan secara luwes. Ia dapat disajikan hanya dalam satu bab saja, misalnya Bab Data dan Pembahasan. Ia pun dapat dipilah menjadi beberapa bab atau lebih dari satu bab.

3. Kesimpulan
Dalam kesimpulan dikemukakan mengenai natijah hasil penafsiran dan pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Ia diinduksi dari hasil pembahasan sebagaimana disajikan dalam bab atau bab-bab sebelumnya. Dengan kesimpulan ini dapat diperoleh informasi baru dan diketahui posisi penelitian, serta implikasi dari penelitian yang dilakukan. Informasi baru itu dapat berupa pendapat baru, pengukuhan terhadap pendapat lama, atau koreksi terhadap pendapat lama.

c. Bagian Belakang (Suplemen Akhir)
Pada bagian belakang skripsi dan laporan penelitian, pada umumnya terdiri atas daftar pustaka atau daftar bacaan, indeks dan lampiran (appendix).
1. Daftar Pustaka
Ada beberapa istilah lain yang maksudnya sama dengan Daftar Pustaka, yaitu Daftar Bacaan, Pustaka Acuan, dan dalam bahasa Inggris disebut Bibliography dan Reference List. Keterangan yang lebih lengkap mengenai Daftar Pustaka dapat dibaca pada bagian Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi pada bagian Teknik Penulisan Daftar Pustaka.

2. Indeks
Indeks berisi ungkapan atau istilah penting yang dimuat dalam tulisan. Ia mencakup antara lain istilah teknis dalam bidang ilmu yang melingkupi isi tulisan, singkatan, nama penulis dan nama tempat atau negara. Ia disusun secara alfabetik, yang menunjuk pada nomor halaman tempat ungkapan yang disusun. Dengan indeks ini, pembaca terbantu untuk mencari istilah, singkatan, dan nama penulis yang dianggap penting.

3. Lampiran atau Appendix
Lampiran atau Appendix merupakan tempat untuk menyajikan keterangan atau angka-angka tambahan. Di dalamnya dapat dimuat tentang pengalaman singkat pelaksanaan penelitian, contoh perhitungan statistik, peraturan perundang-undangan yang digunakan, peta, gambar dan lain-lain.
Dari uraian mengenai komponen-komponen skripsi, penulis mengamati terdapat perbedaan mengenai bagian utama skripsi yang menurut penulis sangat menarik untuk penulis kemukakan di sini yaitu mengenai bagian utama skripsi menurut aturan Perguruan Tinggi STAI Auliaurrasyidin Tembilahan, mengingat latar belakang penulis adalah mahasiswa di lembaga tersebut. Adapun bagian utama skripsi menurut peraturan STAI Aulliaurrasyidin Tembilahan adalah:
Bagian utama skripsi terdiri atas lima Bab, dengan rincian sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Alasan Memilih Judul
C. Penegasan Istilah
D. Permasalahan
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
F. Konsep Operasional
G. Sistematika Penulisan
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab III: METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisa Data
Bab IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA
Bab V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran

C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

Secara umum, teknik penulisan proposal dan skripsi hampir tidak ada perbedaan, baik dari segi jenis dan ukuran kertas, margin, maupun spasi dan lain sebagainya, keduanya berbeda hanya dari segi komponen-komponen dan tujuannya saja. Berikut ini akan penulis jabarkan mengenai teknik penulisan proposal dan skripsi.
1. Pengetikan Proposal dan Skripsi
a. Jenis dan Ukuran Kertas
Jenis kertas yang direkomendasikan adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran 21 x 29,7 cm (A4), kecuali untuk lembar tertentu seperti kertas grafik, gambar, lembar kuesioner dan lain-lain. Sedangkan untuk sampul luar (kulit luar) menggunakan bahan karton Buffalo atau Linen dengan warna sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menambah bagusnya sebuah skripsi, antara bab yang satu dengan bab yang lain diberi pembatas dengan kertas dorslah (dorslag) yang warnanya sesuai dengan warna sampul luar.
Sedangkan aturan untuk Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Auliaurrasyidin adalah naskah diketik dalam kertas HVS 70 gram ukuran kuarto (A4) atau 21,5 x 29 cm, pengetikan tidak bolak-balik dan dijilid dengan cover atau sampul luar berwarna hijau. Sedangkan untuk proposal, sampul luar tidak dianjurkan memakai karton buffalo atau linen, boleh dijilid dengan kertas jilid dengan warna sesuai dengan yang diinginkan.

b. Tipe Huruf dan Warna
Menurut Prof. Dr. H. E. Mulyasa, penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan huruf Roman atau huruf yang setara. Untuk ukuran huruf yang digunakan adalah:
- untuk tajuk ukuran font 12 atau 14
- untuk isi naskah ukuran font 12
- untuk judul cover laporan PTK ukuran pont 16
- untuk nama penulis ukuran font 12
- untuk nama lembaga ukuran font 14.
sedangkan untuk warna huruf yang digunakan adalah warna hitam. Untuk aturan penulisan skripsi di STAI Auliaurrasyidin adalah naskah skripsi diketik dengan huruf standar (courier New) dan ukuran (font size) untuk seluruh naskah skripsi adalah 12, kecuali catatan kaki dengan ukuran 10 dan bagian-bagian sampul depan dan bagian awal skripsi.

c. Pengaturan Kertas (Margin)
Secara umum, pengaturan margin untuk penulisan karya ilmiah baik berupa makalah, proposal, skripsi, tesis, maupun disertasi, merujuk kepada aturan sebagai berikut:
- pinggir atas: 4 cm dari tepi kertas
- pinggir kiri: 4 cm dari tepi kertas
- pinggir bawah: 3 cm dari tepi kertas
- pinggir kanan: 3 cm dari tepi kertas.

d. Jarak Spasi
Spasi yang dipakai adalah dua (2) spasi. pengetikan satu spasi terbatas hanya untuk kutipan langsung panjang, catatan kaki dan daftar pustaka. Pengetikan tiga spasi dipakai antara nomor bab dengan judul bab, antara judul bab dengan baris pertama bab yang bersangkutan dan antara judul subbab dengan baris di atas dan di bawahnya.

e. Sela Ketukan (Indensi)
Indensi yang digunakan adalah satu tabulasi normal. Tabulasi ini dipakai misalnya pada baris pertama alinea baru dan juga digunakan untuk catatan kaki. Indensi ganda (dari tepi kiri dan kanan) digunakan untuk kutipan langsung, sedangkan indensi gantung digunakan untuk dartar pustaka. Sedangkan aturan di STAI Auliaurrasyidin Tembilahan, tiap – tiap baris dari suatu alinea baru dimulai dengan ketukan huruf pertama agak menjorok ke dalam sebanyak tujuh (7) ketukan huruf dari margin (batas kiri).

f. Nomor Halaman
Menurut Joko Subagyo,
“Pada bagian awal skripsi nomor halaman yang digunakan adalah angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) diletakkan di tengah kertas bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah. Untuk halaman judul, nomor halaman tidak ditulis . Pada bagian utama dan akhir nomor halaman yang digunakan adalah angka Arab (1,2,3 dan seterusnya), ditulis di sebelah pojok kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas. Kecuali untuk halaman yang terdapat judul Bab, maka nomor halaman ditulis di tengah bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah.”

g. Nomor Bab dan Bagiannya
Untuk memudahkan dalam menulis skripsi, maka bab dan bagian-bagiannya diberi nama seperti di bawah ini:
Nama Pembagian Penulisan
Bab
Anak Bab
Seksi
Anak Seksi
Pasal
Anak Pasal
Ayat
Anak Ayat I,
A,
1,
a,
1),
a),
(1),
(a), II,
B,
2,
b,
2),
b),
(2),
(b), III
C
3
c,
3)
c)
(3)
(c)

Jika masih ada bagian dari anak ayat, dapat menggunakan huruf Romawi kecil. tata letak dari bab dan bagian-bagian di bawahnya ditulis makin kecil makin masuk ke dalam area penulisan.

2. Kutipan
a. Macam-Macam Kutipan
Kutipan-kutipan yang dibuat bisa dalam berbagai bentuk. Bentuk-bentuk penting adalah quotasi, paraphrase, kesimpulan dan praisi. Quotasi adalah mengutip secara langsung tanpa mengubah satu katapun dari kata-kata pengarang. Dalam hal ini harus digunakan koma dua buka dan koma dua tutup. Paraphrase adalah mengutip seluruh isi bacaan dengan menggunakan kata-kata peneliti atau si pembaca sendiri. Ikhtisar atau summary adalah mencatat sinopsis atau kependekan dari keseluruhan pemikiran yang ada dalam bacaan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Precis (baca praisi) adalah pemendekan dari isi yang lebih padat dari summary, dengan memilih secara hati-hati material yang akan dipendekkan dengan menggunakan kata-kata sendiri yang tidak lari dari rencana orisinal artikel.
Secara singkat kutipan dapat dibagai menjadi dua macam yaitu:
1. Kutipan langsung, yaitu kutipan yang diambil langsung dari sumber aslinya.
2. Kutipan tidak langsung, merupakan kesimpulan pikiran sendiri dari kutipan-kutipan yang ada.

b. Cara Penulisan Kutipan
Menurut Prof. Dr. H. E. Mulyasa, beberapa aturan yang perlu dijadikan pedoman dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan sebagian besar mengacu pada sistem Harvard sebagai berikut:
1. Jika kutipan merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“ ”). jika kutipan tersebut diambil dari kutipan, maka cukup menggunakan satu tanda petik (‘ ’).
2. Jika bagian yang dikutip kurang dari empat baris, maka kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pada poin pertama) dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak spasi seuai dengan pengetikan pada bagian naskah lainnya. Contoh: Bagi bangsa Indonesia demokrasi bukanlah suatu yang asing, melainkan sesuatu yang sesuai dengan “watak dan peradaban bangsa indonesia”.
3. Jika bagian yang dikutip lebih dari tiga baris, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke tujuh dan baris ke dua diketik mulai pukulan keempat.
4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh:
Mulyasa mengemukakan bahwa sekolah efektif memiliki karakteristik khusus, seperti: kepala sekolah yang demokratis, guru yang professional, … dan iklim pembelajaran yang menyenangkan.
5. Jika kutipan ditiadakan satu kalimat atau lebih, maka diketik titik-titik berspasi sepanjang satu baris. Titik-titik diberi berjarak dua pukulan tik. Contoh:
Kami datang berurai air mata keliling timbunan tanah merah tempat kau tidur berkepanjangan.
. . . . . . . . . . . . . .
Tidur, tidurlah abadi dibuai tangisan rindu satu keluarga di sawah atau Bumi Siliwangi.
6. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan. Nomor itu diangkat sedikit di atas baris biasa. Nomor itu di ketik pada akhir kutipan, bukan di belakang nama pengarang atau kalimat pengantar kutipan itu.

c. Catatan Kaki (Footnote)
Catatan Kaki (Footnote) adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, buah pikiran fakta-fakta atau ikhtisar. Footnote dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks. Berikut ini akan dijelaskan cara menulis catatan kaki (footnote) berdasarkan sumber-sumber yang dikutip:
1. Buku
Secara berurutan ditulis nama pengarang (tanpa gelar) diikuti tanda baca koma (,) kemudian diberi jarak satu spasi diikuti dengan judul buku diketik miring diikuti dengan tanda koma (,) diberi jarak satu spasi kemudian diikuti dengan edisi atau cetakan (jika ada), selanjutnya kota tempat buku tersebut diterbitkan diikuti dengan titik dua (:), antara kota dengan titik dua tidak diberi jarak spasi kemudian diberi jarak satu spasi diikuti nama penerbit diikuti tanda koma (,) langsung diikuti tahun penerbitan tanpa diberi jarak spasi. Mulai dari unsur kota tempat penerbitan buku hingga tahun penerbitan buku diletakkan dalam kurung. Kemudian diberi jarak satu spasi dan diikuti tulisan halaman yang bisa disingkat dengan hlm. atau hal. diberi jarak satu spasi kemudian ditulis nomor halaman tempat teks yang dikutip dan diakhiri dengan tanda titik. Contoh:
Nur Aini, Teknik Penulisan Skripsi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2009), hlm. 22.

4. Majalah
Secara berurutan ditulis nama pengarang diikuti tanda koma kemudian tanpa diberi jarak diikuti judul karangan diketik menggunakan tanda petik (“”) dan diketik miring diikuti spasi satu kemudian nama majalah diikuti tanda koma kemudian diikuti tanggal, bulan dan tahun penerbitan diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi diikuti tulisan hlm diikuti tanda titik kemudian diberi jarak satu spasi dan diikuti dengan nomor halaman dan diakhiri dengan tanda titik. Contoh: Nurmailis,”Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Kreatif” Kartini, 31 Juni 2010, hlm. 17.

5. Surat Kabar
Secara berurutan ditulis nama surat kabar diketik miring diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi dan diikuti tanggal, bulan dan tahun penerbitan diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi diikuti tulisan hlm diberi jarak satu spasi dan diikuti dengan nomor halaman dan diakhiri dengan tanda titik. Contoh: Pikiran Rakyat, 25 Juni 2010, hlm. 3.

6. Karangan yang Tidak diterbitkan, seperti tesis, disertasi
Secara berurutan ditulis nama pengarang diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi diikuti judul tesis atau disertasi diberi tanda petik diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi dan diikuti keterangan fakultas diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi dan diikuti keterangan tempat perpustakaan diikuti tanda titik kemudian tulisan hlm atau h diikuti tanda titik kemudian diberi jarak satu spasi dan diikuti nomor halaman diakhiri tanda titik. Contoh: Mursit, “Pengaruh Motivasi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri 015 Desa Sungai Luar”, Skripsi Sarjana Pendidikan, Perpustakaan STAI Auliaurrasyidin Tembilahan. Hlm. 34.

7. Interviu (Wawancara)
Contoh: Wawancara dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 6 Juli 2010.

8. Karangan dalam Ensiklopedi
Apabila nama pengarang diketahui, contohnya adalah sebagai berikut: E.E. Kellet, “Spinoza”, Encyclopedia of Religions and Ethics XI 1921, hlm. 251
Apabila nama pengarang tidak diketahui contohnya adalah sebagai berikut: “Katalisator”, Ensiklopedia Indonesia I.

Dalam catatan kaki dikenal pula istilah-istilah Ibid., Op. cit dan Loc. Cit. Ketiga istilah tersebut akan penulis jabarkan mengenai penjelasannya serta penggunaannya.
a. Ibid; singkatan dari ibidem yang artinya ”pada tempat yang sama”, istilah ini digunakan apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain. Jika halaman yang dikutip sama maka cukup ditulis kata Ibid saja dengan diketik miring, jika halaman berbeda maka diketik kata Ibid diikuti tanda titik kemudian tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi diikuti tulisan halaman (hlm atau hal) diikuti tanda titik dan diberi jarak satu spasi kemudian kiikuti nomor halaman dan diakhiri tanda titik. Contoh: Ibid., hlm. 25.
b. Op. Cit; merupakan singkatan dari opere citato yang artinya ”dalam karangan yang telah disebut”. Op.cit digunakan apabila kutipan telah diselingi oleh sumber lain. Cara penulisannya adalah nama pengarang diikuti tanda koma kemudian diberi jarak satu spasi diikuti kata Op. Cit diketik miring diikuti tanda titik kemudian tanda koma dan diberi jarak satu spasi kemudian diikuti tulisan halaman (hlm atau hal atau h) diikuti tanda titik kemudian diberi jarak satu spasi kemudian diikuti nomor halaman dan diakhiri tanda titik. Contoh: Mursit, Op. Cit., hlm. 67.
c. Loc. Cit; merupakan ringkasan dari Loco citato yang artinya ”pada tempat yang telah disebut”. Istilah ini digunakan apabila kutipan yang kita ambil telah diselingi sumber lain tapi pada halaman yang sama pada sumber yang telah diambil. cara penulisannya adalah nama pengarang diikuti tanda titik kemudian diberi jarak satu spasi diikuti tulisan Loc. Cit diikuti tanda titik. Contoh: Mursit, Loc. Cit.

4. Cara Menulis Angka
Menurut Prof. Dr. H. E. Mulyasa, cara penulisan angka dalam suatu kalimat adalah sebagai berikut:
- Jika besarnya angka dalam kalimat tersebut kurang dari 10, maka ditulis dengan kata-kata. Contoh: Dalam dua bulan terakhir ini ia bekerja keras untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
- Jika angka tersebut 10 atau lebih, maka ditulis dengan angka arab. Contoh: dari 20 kandidat untuk jabatan Kepala Dinas tersebut lima dinyatakan berhak mengikuti pemilihan tingkat akhir.
- Untuk simbol Kimia, Matematika, Statistika dan sebagainya, penulisan dilakukan apa adanya sesuai dengan aturan dan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.

5. Cara Menulis Singkatan
Penulisan singkatan mengikuti aturan sebagai berikut:
- Untuk penulisan pertama kali suatu nama, harap ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan singkatan resminya dalam kurung. Contoh: Dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa PBB merupakan badan perdamaian dunia.
- Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu menuliskan kepanjangannya. Contoh: Dalam laporan PBB tersebut dinyatakan pula bahwa bangsa-bangsa di dunia berhak mendapatkan perlindungan.
- Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.
- Untuk simbol Kimia, Matematika, Statistika dan sebagainya, penulisan singkatan dilakukan sesuai dengan aturan dan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.

6. Penggunaan Huruf Besar
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama setiap memulai kalimat.
- Huruf besar digunakan pada Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, dan kata gantinya. Contoh: Allah, Yang Maha Kuasa, bimbinglah hamba-Mu, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pula pada huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti oleh nama orang. Contoh: Haji Ali Basyah Amin, Nabi Muhammad SAW, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang. Contoh: Guberbur Rusli Zainal, Profesor Ibrahim Hasan.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama nama orang, nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari besar, nama khas geografi, badan resmi, lembaga pemerintahan,dan dokumen resmi. Contoh: Nur Aini, Nurmailis, Mursit, Bangsa Indonesia, Suku Melayu, Selasa, Proklamasi Kemerdekaan, Sungai Indragiri, Undang-Undang Dasar, Madani School, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama kata dari nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan kacuali kata partikel seperti di, ke, dari, untuk, dan, yang, yang terletak pada posisi awal. Contoh: Pedoman Bercocok Tanam, Pelajaran Ekonomi untuk Universitas, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama nama sapaan dan ringkasan nama gelar. Contoh: Dr. Untuk singkatan Doktor, Ir. Untuk ringkasan Insinyur, Saudara, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama bahan produksi pabrik. Contoh: Gelas Pyrex, Piring Millamin, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama judul buku, periodikal, judul bab, artikel yang digunakan dalam teks. Contoh: Bab III dari buku Metode Penelitian, Tanam berjudul ”Pemberantasan Hama dan Penyakit”, dan lain-lain.
- Huruf besar digunakan pada huruf pertama nama genera, famili, ordo, kelas, subdivisi dan divisi, baik untuk nama ilmiah tanaman atau hewan. Contoh: Graminae, Oryza, Fasiola, dan lain-lain.

7. Penggunaan Huruf Miring (Italics)
Kalimat, huruf, kata-kata, simbol dan sebagainya yang dicetak dengan huruf miring dinamakan dengan ditulis dengan Italic. Beberapa kata atau huruf sering dinyatakan dalam italic (huruf miring) yaitu:
- Simbol-simbol aljabar, seperti: Ax+By+C=10
- Genera dan spesies seperti: Oryza Sativa, Homo Sapiens dan sebagainya.
- Nama buku, periodikal, pamflet, jika buku, periodikal dan pamflet tersebut muncul dalam teks. Untuk judul artikel atau judul Bab jangan ditulis dalam Italics. Contoh: Kimia Organik karangan Fieser dan Fieser; bab II dari Metode Penelitian menjelaskan tentang ”Peranan dan Jenis-Jenis Penelitian”.
- Kata-kata asing, seperti: ceteris paribus, intra-vitam, dan sebagainya.

8. Gaya Bahasa dalam Laporan Ilmiah
Sifat utama dalam menulis laporan ilmiah adalah jelas dan akurat. Gaya bahasa yang menambah kualitas penulisan dapat dianggap suatu bonus saja dalam penulisan laporan ilmiah. Walaupun demikian, tidak ada salahnya laporan ilmiah ditulis dengan gaya bahasa yang hidup dan menarik supaya pembaca lebih merasa puas dalam membaca laporan tersebut. Berikut ini akan diberikan beberapa check-list dari kesalahan-kesalahan yang sering dibuat dalam menulis laporan ilmiah:
1. Ketidaktepatan
a. membesar-besarkan fakta atau pernyataan.
b. Salah penafsiran karena data yang diperlukan tidak dimasukkan.
c. Kesalahan dalam menghitung, membuat atau menggunakan istilah.
d. Kesimpulan yang ditarik didasarkan pada bukti yang tidak cukup.
e. Penggunaan matematika yang tidak cocok.
f. Mencampurbaurkan antara fakta dan opini.
g. Terdapat kontradiksi dan ketidakkonsistenan dalam pernyataan-pernyataan.

2. penyampaian yang tidak baik
a. Menghilangkan topik yang penting.
b. Kesalahan dalam mengurutkan subbab, bagian dan sebagainya.
c. Memasukkan materi dalam bagian atau paragraf yang salah.
d. Pengembangan topik yang kurang lengkap.
e. Memasukkan hal-hal yang tidak relevan secara terperinci.
f. Gagal dalam usaha untuk membedakan antara yang baru dan yang terkenal.
g. Kurang mementingkan penafsiran dan kesimpulan.

3. kekurangan gaya bahasa
a. Kalimat terlalu panjang (lebih dari 3-4 baris ketikan) ataupun penggunaan tata bahasa yang terlalu sukar.
b. Kalimat yang terlalu pendek.
c. Kalimat yang lemah dengan kata-kata yang tidak ada artinya.
d. Kalimat yang kurang jelas, sehingga perlu dibaca berkali-kali untuk memahaminya.
e. Paragraf yang terlalu panjang (mencapai ¾ halaman) ataupun terlalu pendek (kurang dari 5 baris ketikan).
f. Kalimat yang bertele-tele dan tidak langsung menuju sasaran.
g. Menggunakan kata-kata yang terlalu umum.
h. Pengulangan kata yang tidak perlu dari kata-kata yang sama atau kalimat yang sama.
i. Terlupa menggunakan kata penghubung ataupun kata-kata asing.
j. Terlalu banyak menggunakan istilah teknis yang tidak diperoleh dalam sebuah kalimat.

9. Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan sederetan daftar mengenai buku-buku atau literatur-literatur yang digunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah. Daftar ini biasanya terletak di halaman paling belakang sebuah karya ilmiah sebelum lampiran-lampiran. Pembaca, penguji, maupun penulisnya sendiri dapat mengetahui data-data buku yang dijadikan bahan acuan. Setiap data buku diupayakan selengkap-lengkapnya ditulis dalam daftar pustaka, seperti: penulis, tahun terbit, judul, edisi atau cetakan, penerbit dan kota tempat diterbitkannya buku tersebut. Berikut ini akan dijelaskan mengenai cara penulisan daftar pustaka menurut sumbernya.
a. Sumber Buku
1. jika buku ditulis oleh satu orang
Mursit. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gramedia.

2. jika buku ditulis oleh dua atau tiga orang.
Mursit, Nur Aini dan Nurmailis. (2008). Pedoman Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

3. jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang.
Mursit, dkk. (2009). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pustaka Setia.


b. Sumber Internet
Nur Aini. (2009). Penuntun ke Jalan Lurus. Jakarta: Gramedia.


10. Teknik Penulisan Tabel dan Gambar
Umumnya laporan ilmiah berisi tabel-tabel dan gambar-gambar berupa grafik dan histogram. Berikut ini akan dijelaskan mengenai teknik penulisan tabel dan gambar.
1. Tabel
Sebuah tabel umumnya terdiri dari:
- nomor dan judul tabel
- stub
- box head
- badan (body).
Untuk penomoran tabel digunakan dua angka latin yang dipisahkan dengan titik. Angka pertama menunjukkan nomor bab di mana tabel berada dan angka ke dua menunjukkan nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan. Setiap kata dari nama tabel dimulai dengan huruf besar dan dicetak tebal. Di bawah tabel, penulis wajib mencantumkan sumber data. Contoh tabel dapat dilihat pada bagian lampiran makalah ini.

2. Gambar
Gambar yang digunakan dalam laporan ilmiah adalah:
d. grafik bundar
e. grafik batang
f. grafik garis
g. histogram
h. foto
i. lukisan
Cara penulisan nomor dan judul pada gambar tidak jauh berbeda dengan penulisan tabel, hanya saja pada gambar (grafik), penulisan nomor dan judul dilettakkan di bawah gambar. Sedangkan pada tabel, nomor dan judul tabel diletakkan pada bagian atas tabel tersebut. Contoh gambar (grafik) dapat dilihat pada bagian lampiran makalah ini.

























BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Dari uraian mengenai teknik penulisan proposal dan skripsi di atas dapat penulis simpulkan bahwa membuat proposal merupakan suatu kegiatan menyusun rancangan penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa yang akan melakukan suatu penelitian. Dengan penyusunanm sebuah proposal penelitian akan memungkinkan menjadikannya sebagai titik tolak sekaligus bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian, karena semua rencana penelitian telah dimuat dalam proposal penelitian. Dalam penulisan proposal dan skripsi pada umumnya tidak terdapat perbedaan, hanya saja berbeda dari segi komponen dan tujuan proposal dan skripsi tersebut. Komponen sebuah proposal terdiri dari tiga bab yaitu Bab I pendahuluan, Bab II Tijauan Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, sedangkan komponen skripsi merupakn lanjutan dari sebuah proposal yaitu komponen proposal yang telah dilakukan perbaikan-perbaikan bersama dosen pembimbing ditambah dengan Bab IV .
Karena proposal dan skripsi merupakan karya tulis ilmiah, maka teknik penulisannyapun haruslah mengacu pada tata cara penulisan ilmiah yang telah penulis jabarkan pada Bab II. Walaupun banyak ahli yang mengemukakan pendapat yang tidak bisa dikatakan seragam, pada dasarnya hal tersebut dapat diterima, tergantung kita bagaimana mengaplikasikannya ketika melakukan penulisan karya ilmiah seperti makalah, proposal, skripsi, tesis maupun disertasi. Maksud penulis di sini adalah dalam mengaplikasikan teknik penulisan karya ilmiah, boleh saja kita mengikuti pendapat salah seorang ahli, yang terpenting adalah dalam mengaplikasikannya hendaklah konsisten mulai dari bagian awal karya ilmiah hingga bagian akhir.

B. Saran
Karena begitu banyak pendapat para ahli mengenai teknik penulisan proposal dan skripsi atau karya ilmiah pada umumnya, maka pada bagian penutup ini penulis menyarankan kepada para pembaca agar lebih banyak membaca, karena tanpa membaca maka kita tidak akan bisa melakukan suatu perbandingan untuk kemudian mengambil kesimpulan untuk dijadikan suatu karya tulis ilmiah seperti yang telah penulis lakukan walaupun mungkin dalam kaca mata dosen pengampu karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis sangat bersyukur atas selesainya karya ilmiah ini karena hasil kerja sama yang baik dari rekan-rekan satu kelompok yang terdiri dari Nur Aini, Nurmailis dan Mursit. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, amiiin.








DAFTAR PUSTAKA



E. Mulyasa, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), hlm. 59
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana,2009), hlm. 119
Ibid., hlm. 120-121
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008), hlm. 335
Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008), hlm. 13
Ibid.
Hasan Bisri, Loc. Cit., hlm. 71
Ibid.
Ibid., hlm. 72
STAI Auliaurrasyidin, Teknik Penulisan Skripsi Program PAI No. 017/STAI_UR/1997, hlm 4-6
Hasan Bisri, Loc. Cit., hlm. 75
Ibid., hlm. 75-76

Ibid., hlm. 77
Ibid., hlm. 77-79
Ibid
Ibid., hlm. 81
Ibid., hlm. 82-83
Ibid., hlm. 83-84
Ibid., hlm. 88
Ibid., hlm. 89
Ibid., hlm. 92
Ibid., hlm. 96
Ibid., hlm. 98-99
Ibid., hlm. 99-115
Ibid., hlm. 357
E. Mulyasa, Loc. Cit, hlm. 120
STAI Auliaurrasyidin, Teknik Penulisan Skripsi Program PAI No. 017/STAI_UR/1997, hlm. 3
E. Mulyasa, Loc. Cit.
STAI Auliaurrasyidin, Loc. Cit
Umar Husein, Loc. Cit., hlm. 358
Ibid.
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 63
Umar Husein, Loc. Cit
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor:Ghalia Indonesia,2005), hlm.103-104
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008), hlm. 359
S. Nasution dan M. Tomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Diseertasi dan Makalah (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), hlm. 33
E. Mulyasa, Loc. Cit., hlm. 126-127
S. Nasution dan M. Thomas, Loc. Cit
Ibid., hlm. 34
Ibid., hlm. 35
Umar Husein, Op. Cit., hlm. 361
S. Nasution dan Sudrajat, Op. Cit., hlm. 38
Ibid
Ibid
Ibid., hlm. 39
Ibid., hlm. 42
Ibid
Ibid
E. Mulyasa, Loc. Cit., hlm. 129
Ibid., hlm. 130
Moh. Nazir, Loc. Cit, hlm. 486-488
Ibid., hlm. 488-489
Gunawan Undang, Teknik Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Sayagatama,2009), hlm. 89
Moh. Nazir, Loc. Cit., hlm. 500
Umar Husein, Loc. Cit., hlm. 361
Moh. Nazir, Loc. Cit., hlm. 501

Istilah-istilah dalam Psikologi

Istilah-istilah dalam Psikologi
1. Acquired characteristics: karakteristik yang diperoleh.
2. Acquisitiveness: kekerasan atau kegigihan untuk memiliki, ketamakan, keserakahan.
3. Act: perbuatan, tindakan, akta, kegiatan.
4. Act psychology: psikologi perbuatan, psikologi akta.
5. Awareness: kesadaran.
6. Act regression: kemunduran tingkah laku.
7. Adaptive act: perbuatan adaptif, perbuatan dapat menyesuaikan diri.
8. Adaptive behavior: tingkah laku adaptif, yang dapat menyesuaikan diri.
9. Ascendance, ascendant behavior: tingkah laku berkuasa, prilaku yang menguasai.
10. Ascendance-submission: kekuasaan, kepatuhan.
11. Authoritarian personality: kepribadian otoriter.
12. Behavior: tingkah laku, kelakuan, perilaku, tindak-tanduk, perangai.
13. Behavioral: berhubungan dengan kelakuan/perangai.
14. Belief dilemma: dilema keyakinan, kepercayaan.
15. Belief vame matriy: acuan atau matres nilai-nilai keyakinan.
16. Child centered: berpusat pada pribadi anak.
17. Child development: perkembangan anak.
18. Collective mind: jiwa kolektif, pikiran (akal, ingatan) kolektif.
19. Conventional stage of moral development: tingkat, taraf konvensioanal perkembangan moral.
20. Development: perkembangan.
21. Development age: usia perkembangan.
22. Developmental stage: tingkat atau taraf perkembangan.
23. Deviate: menyimpang.
24. Deviation: deviasi, penyimpangan.
25. Disposition: disposisi, watak, pembagian, penempatan, pengaturan, kecondongan.
26. Ego anyiety: kecemasan ego.
27. Egocentric: egosentris.
28. Ego defense: pertahanan/pembelaan ego.
29. Emotional: emosional.
30. Excitatory tendency: kecenderungan pada kegairahan.
31. Excitement: kegairahan, kegembiraan, perangsangan.
32. Exhibitionistic attitude: sikap ekshibisionistis.
33. Exploratory behavior: tingkah laku yang suka menyelidiki, menjelajah.
34. Expressive: ekspresif, bersifat menyatakan perasaan.
35. Faculty psychology: psikologi kemampuan/kecakapan.
36. Fath healing: pengobatan dengan menggunakan kebatinan.
37. Frustation: frustasi.
38. Grouf mind: jiwa kelompok.
39. Growth: pertumbuhan, perkembangan.
40. Goal-directed behavior: tingkah laku terarah pada sasaran.
41. Group norm: norma kelompok.
42. Guilt: perasaan bersalah.
43. Habit: kebiasaan.
44. Hate: rasa benci.
45. Higher mental processes: proses mental lebih tinggi.
46. Hope: harapan, asa.
47. Human nature: sifat manusia.
48. Magic: magis.
49. Mania: tingkah laku bengis.
50. Hunger drive: dorongan lapar.
51. Ictal emotions: emosi iktal, luapan emosi.
52. Id psikoanalisis: bagian jiwa.
53. Impliet behavior: tingkah laku implisit.
54. Interbahavioral psychology: psikologi interprika.
55. Jactitation: amat gelisah.
56. Jealousy: iri hati.
57. Lifetime personality: kepribadian tempo hidup.
58. Maintenance: tingkat kemandirian, kemampuan mempertahankan diri.
59. Margin of attention or conciousness: batas perhatian, kesadaran.
60. Mental illness: sakit jiwa, penyakit mental.
61. Mind-blindness: kebutuhan jiwa.
62. Mind-body problem: masalah jiwa badan.
63. Mood: keadaan jiwa, suasana hati.
64. Moral: menyinggung akhlak.
65. Non compos mentis: tidak memiliki kemampuan jiwa.
66. Non consious: tidak sadar.
67. Over behavior: tingkah laku yang bisa diamati.
68. Pain: perasaan sakit, rasa sedih.
69. Personality problem: problem kepribadian.
70. Postconventional stage of moral development: tingkat/taraf pascakonvensional dari perkembangan moral.
71. Primary Personality: kepribadian primer.
72. Problem behavior: tingkah laku bermasalah.
73. Psyche (jiwa) rage: kemarahan.
74. Regulatory behavior: tingkah laku yang mengatur.
75. Roughness: kekasaran, kesesatan.
76. Sanguine: riang penuh harapan dan optimis.
77. Self-control: kontrol diri.
78. Self consistency: kemantapan diri.
79. Social attitude: sikap sosial.
80. Social being: makhluk sosial.
81. Social consciousness: kesadaran sosial.
82. Social mind: jiwa/semangat sosial.
83. Sociopathic Personality: kepribadian sosiopatis.
84. Soul: jiwa, roh arwah.
85. Span of consciousness: rentang kesadaran.
86. Split-off consciousness: kesadaran terpecah.
87. Subconscius: bawah sadar/lubuk hati, hati kecil.
88. Seik consciousness: kesadaran diri.
89. Skill: keterampilan.
90. Social action: aksi sosial.
91. Social adjustment: penyesuaian diri sosial.
92. Social behavior: tingkah laku sosial.
93. Social control: kontrol sosial.
94. Social norm: norma sosial.
95. Survival value: nilai kelangsungan hidup.
96. Target behavior: tingkah laku sasaran.
97. Timidity: sifat takut atau malu.
98. Trait: sifat, ciri.
99. Unmoral: tidak bermoral.
100. Virtue: kebaikan, kebajikan.

Khitbah

Khitbah

Khitbah adalah prolog menuju pernikahan, hukumnya sunnah. Khitbah umumnya dilakukan laki-laki terhadap wanita, tetapi tidak ada larangan wanita terhadap laki-laki. Khitbah hakikatnya menentukan apakah dia bersedia dijadikan calon istri atau tidak. Namun sebelumnya harus ditanyakan terlebih dahulu apakah dia masih sendiri (belum ada yang punya). Firman Allah :

“dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis ‘iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepadaNya dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS: Al-Baqarah: 235)

Banyak orang yang keliru memahami konsep khitbah. Pada prinsifnya khitbah tidak merubah ketentuan yang sebelumnya dilarang oleh syara’ menyangkut komunikasi antarlawan jenis. Khitbah hanyalah proses penentuan pilihan calon istri atau suami, bukan aqad nikah dan belum merubah status keduanya menjadi hubungan halal, selain tidak boleh dikhitbah oleh orang lain. Maka, dalam proses khitbah,tetap haram berdua-duaan tanpa ditemani mahramnya, saling berpandangan dan bermesraan, wanita berhias dan memakai parfum untuk menyambut sang pengkhitbahnya, bergandengan tangan, jalan-jalan bersama tanpa mahram dan hal yang menyangkut komunikasi lawan jenis. Ingatlah bisikan setan selalu berhembus ke dalam hati manusia dan menjebak nafsu syahwat dengan cara menghiasi kesesatan denga kedok kebajikan. (Subhan Nurdin, 2002).

Dikutip dari buku Cinta Produktif karangan Abu Al-Ghifari. Bandung: Mujahid Press, 2005.